Minggu, November 10, 2019

Semau Island




Semau Island, pulau dengan pasir putih dan sunset yang mengagumkan.

Kota Kupang.
Pada saat mendarat di Bandara El Tari Kupang kembali ingatan akan trip pada belasan tahun lalu kembali muncul.
Iya.. gua pernah ke Kupang udah lama sekali pada waktu gua kerja di Morning Star Academy, waktu itu tugas gua adalah untuk Meliput sekolah sekolah PAUD yang dibantu oleh Moning Star dan laporan liputan yg gua buat berupa foto dan video.
Pada saat itu Kupang masih sepi jalanan untuk mobil mungkin hanya muat 2 mobil saja, Tapi sekarang sudah mulai ramai dan udah ada mall dan juga rumah sakit besar serta sekolah elite yg dari Jakarta.
Pintu masuk Bandara Eltari Kupang


Setelah menghabiskan semalam di kota Kupang gua melanjutkan perjalanan ke pulau semau dengan menggunakan kapal kayu nelayan. Kapal kayu cukup besar yang bisa mengangkut 4 motor diatasnya dan juga membawa sekitar 10 atau 15 penumpang. Kapal kayu ini memang dikhususkan untuk mengangkut orang barang serta kendaraan berupa motor dari Kupang ke pulau semau. Setiap saat kita bisa menyebrang dengan kapal nelayan ini jika mereka memang standby. Uniknya juga kita bisa mencarter (sewa) kapal ini jika kita bisa langsung menghubungi pemilik kapal. Salah satu pemilik kapal yang gua kenal namanya bapak Mixone.
Suasana malam hari Pasar Ikan Solor Kupang
Kapal kayu untuk menyebrang, bisa membawa up to 6 motor





Suasana pelabuhan penyebrangan
Persiapan sebelum menyebrang
Menyebrang
Perjalanan menggunakan kapal nelayan ini memakan waktu sekitar 15 sampai 20 menit tapi suasananya seru sih kiri kanan kita bisa melihat kapal kapal besar yang bersandar dan juga kapal-kapal nelayan lainnya yang hilir mudik antara Semau dan Kupang.

Pelabuhan di pulau semau ada 3 salah satu yang gua ingat adalah pelabuhan tenau dan Pelabuhan Batu. Nah Biasanya kita mendarat di pelabuhan tenau, ini adalah pelabuhan kapal feri dan dari sini kita bisa menaiki motor atau mobil yang kita sewa sebelumnya.
Perjalanan memakan waktu sekitar satu setengah sampai 2 jam menuju Hlaen Ana Resort, tempat gua menginap.
Amazing view akan kita temui pada saat menyebrang













Pada saat pertama kali datang ke pulau semau kami menaiki motor karena kita terburu-buru jadi kita ngebut dan selama diperjalanan pantat kita terbentur bentur dengan jok motor yang lama-lama menjadi keras dikarenakan jalan masih berbatu. Nah pada kali yang kedua kami menaiki mobil Kijang Innova perjalanan memakan waktu sekitar satu setengah jam hingga 2 jam, Karena perjalanan kita membelah pulau dari utara ke selatan dan di sepanjang perjalanan kita akan disuguhi  dengan  pemandangan pohon-pohon buah lontar serta rumah-rumah penduduk yang masih sangat sederhana.
Nah karena banyaknya pohon lontar, di sana banyak penduduk lokal yang membuat minuman tradisional shopee yang bahan bakunya berasal dari pohon Lontar atau mereka menyebutnya Pohon Tuak.
Salah satu transportasi di Pulau Semau

Beberapa ruas jalan sudah mulai di aspal dan rasanya Satu Atau Dua tahun kedepan seluruh jalanannya sudah menjadi mulus dan perjalanan bisa memakan waktu sekitar 30 menit saja.

Terbayar
Pada saat gua sampai di sana suasana sudah mulai gelap dan kita gagal mendapatkan Sunset yang kita nanti-nanti selama di perjalanan tadi. Tapi waktu kita melihat Cottage Hlaen Ana,  berbayar sudah semua kelelahan dan kecapaian kita selama di perjalanan tadi, dengan suasana santai dan nyaman dari resort dengan lampu2 yg menghiasi seluruh lokasi. Malam itu dilalui hanya dengan makan malam nikmat by Chef Ronald kemudian tidur yg dimanjakan oleh suara deburan ombak sepanjang malam ("Nikmat mana lg yg kau dustai?") Hahaha.. lebay!
Suasana Hlaen Ana Resort pd malam hari

Terbayar sudah lelahnya perjalan tadi. Suasana santai ditambah suara deburan ombak
Pantai dengan hamparan Pasir Putih.
Jam 6 pagi gw sudah terbangun dan gua berjalan menyusuri pantai dengan telanjang kaki, menimati suasana sunrise diantara pepohonan dan pemandangan ombak kecil yg saling berkejaran. Kaki gw terbenam di pasir putih sepanjang menyusuri pantai Hlaen Ana. Hmmm... "you know how its feel right.."
Keindahan Pantai Hlaen Ana - bird eye view


Sunrise-nya indah banget


Shells banyak kita temui pd saat laut surut di pagi hari
Jika kita terus menyusuri pantai ke arah kiri maka kita akan menemui gugusan Karang Karang dan rumput laut yang hijau serta sisa2 kerang  yang tersapu ombak hingga ke pantai. Karena pada pagi hari air lautnya surut maka kita bisa melihat pemandangan yang berbeda yang tidak bisa kita dapatkan pada saat air pasang.
Sunrise diantara pepohonan dan karang laut



Surut air laut memberikan pemandangan yg berbeda

Karena surut, karang dan tumbuhan laut bisa kita lihat

Karena air laut surut pemandang keren ini bisa kita lihat

Karang laut


View sunrise di depan karang berbentuk jamur

Rumput laut di terpa sinar matahari pagi
Bisa ngumpulin kerang. Tapi jangan dibawa pulang yah, biar lestari
Setelah mandi langsung gua menikmati sarapan pagi yang dibuatkan oleh chef Ronald, Oh iya di sana kita bisa request sarapan pagi ataupun makan siang ataupun makan malam.

(Bersambung)





 

Medysiregar.com Berawal dari sebuah mimpi

Cerita nya seperti ini.”Yang satu dia beri lima talenta, yang lain dua talenta, dan yang lain lagi satu talenta, sesuai dengan kesanggupan masing-masing. Lalu dia pergi ke luar negeri.””